SIKAP DAN PERILAKU TERPUJI
A. Percaya Diri
1. Arti Percaya Diri
Percaya diri artinya yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Jika diberi tugas, orang yang percaya diri akan segera mengerjakannya. Ia tidak mudah mengeluh. Ia tidak sibuk mencari-cari bantuan. Orang yang percaya diri biasanya juga mempunyai sikap mandiri. Ia tidak tergantung kepada orang lain. Ia hanya bergantung dan pasrah kepada Allah Swt setelah ia berusaha dengan sungguh-sungguh. Allah
Swt berfirman:
Fa’iza ‘azamta fatawakkal ‘alallah.
Artinya: “Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah (pasrahlah) kepada Allah”. (Q.S. Ali ‘Imran, 3: 159)
Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika engkau telah mengetahui maka lakukanlah, jika engkau telah yakin maka majulah.“
Misalnya, pada waktu belajar di kelas, tiba-tiba bapak atau ibu guru menyuruh kamu ke depan kelas. Kamu lalu ditanya, dan tidak ragu-ragu menjawab semua pertanyaan bapak atau Ibu guru. Ini berarti kamu telah memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri dapat diperoleh bila kita rajin belajar. Bila kamu belajar lebih dahulu sebelum belajar bersama bapak atau ibu guru di sekolah, maka kamu akan mampu mengerjakan tugas-tugas dari bapak Berani disuruh menjawab pertanyaan guru di depan kelas. atau ibu guru kamu. Inilah yang disebut siap siaga. Siap siaga sangat dibutuhkan agar kita memiliki rasa percaya diri. Di samping berusaha sendiri untuk memperoleh sikap percaya diri, kamu juga tidak lupa untuk berdoa kepada Allah. Agar diberi-Nya sifat mulia itu. Seperti yang pernah dilakukan Nabi Musa As. Pada waktu itu, Nabi Musa As mendapat perintah dari Allah agar pergi menghadap Raja Fir’aun. Saat itu kekejaman dan kesombongan Fir’aun sudah sangat keterlaluan. Bahkan, ia mengaku sebagai tuhan. Nabi Musa As diperintah Allah Swt untuk menyadarkan Fir’aun dari perilaku buruknya itu. Mendapat perintah yang sangat berat dan berbahaya, Nabi Musa As lalu berdoa:
Rabbisyrahli shadri wa yassirli amri wahlul uqdatammillisani yafqahu Qauli.
Artinya:“Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”. (Q.S. Thaha, 20: 25–28)
Nabi Musa As dan kaumnya akhirnya berhasil mengalahkan Fir’aun dan bala tentaranya. Meskipun demikian, Nabi Musa tidak menyombongkan diri. Ia ingat bahwa keberhasilannya itu atas bantuan Allah, selain karena usahanya sendiri.Jadi, sikap percaya diri jangan sampai berubah menjadi sikap sombong. Sebab Allah tidak suka orang-orang yang sombong. Allah
Swt berfirman:
Innallaha la yuhibbu kulla mukhtalin fakhur.
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Q.S. Luqman, 31: 18)
2. Keuntungan Bersikap Percaya Diri
Sikap percaya diri merupakan salah satu sikap terpuji. Bila sudah memiliki sikap ini, kita akan dapat memperoleh beberapa sikap terpuji lainnya. Itulah untungnya bila kita bersikap percaya diri. Adapun keuntungan dari sikap percaya diri adalah sebagai berikut:
a. Tidak bergantung kepada orang lain,
b. Bersikap mandiri,
c. Mempunyai keberanian,
d. Dapat mengerjakan tugas dengan baik,
e. Tidak mudah ragu-ragu,
f. Bersikap jujur.
B. Tekun
1. Arti Tekun
Dalam uraian di atas, dinyatakan bahwa kita bisa memiliki rasa percaya diri, apabila kita mau bersikap rajin atau tekun dalam belajar. Tekun artinya bersungguh-sungguh atau rajin. Anak yang tekun biasanya tidak cepat merasa lelah. Walaupun ia sudah lama melakukan kegiatan. Ia tidak mudah putus asa. Walaupun mengalami kesulitan. Ia tidak mudah percaya diri. Dapat mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan dengan baik. terganggu. Walaupun di sekitarnya banyak gangguan. Ia juga tidak mudah mengeluh. Walaupun mengalami kegagalan. Orang yang tekun akan mencoba terus melakukan tugas sebaik- baiknya hingga berhasil. Sikap tekun sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Kita harus tekun dalam beribadah, bekerja, dan belajar. Sebagai murid, hendaklah kamu tekun belajar supaya menjadi anak yang pintar. Peribahasa menyatakan: “Rajin Pangkal Pandai”. Dalam pepatah Arab juga dinyatakan:
Artinya: “Menuntut ilmu itu sejak di ayunan hingga liang lahat.”
Belajar harus kita lakukan sejak kecil hingga meninggal. Belajar berlangsung seumur hidup. Belajar tidak boleh berhenti hanya karena kita sudah merasa pandai. Meskipun berhasil mendapatkan ranking pertama, kamu tetap berkewajiban untuk belajar terus. Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: Dari Anas berkata Rasulullah Saw Bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan”. (HR. At-Thabrani) Karena hukumnya wajib atau fardhu ‘ain, maka belajar harus kita lakukan secara terus-menerus. Belajar membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan seumur hidup. Oleh karena itu, belajar harus disertai ketekunan dan kesabaran. Meskipun demikian, bukan berarti selama hidup kita harus belajar saja. Sebagai manusia, kita juga butuh istirahat, bermain, dan mencari hiburan agar tenaga dan pikiran kita tidak terlalu lelah. Sebetulnya belajar tidak hanya dengan cara membaca buku, mengerjakan PR, dan menghafal ringkasan sambil duduk tenang di kamar belajar. Belajar juga dapat dilakukan sambil melihat hiburan. Misalnya, belajar melalui tayangan warta berita di televisi. Belajar dengan memutar
CD tentang berbagai ilmu pengetahuan atau cara membaca Al-Qur’an dan cara melaksanakan salat. Menghafal juga dapat dilakukakan sambil bermain. Inilah ciri anak yang tekun. Dia bisa belajar dengan berbagai cara. Bahkan dia bisa belajar sambil bermain. Coba kamu cari permainan apa yang dapat dilakukan sambil belajar!
2. Keuntungan Bersikap Tekun Belajar
Sikap tekun dalam belajar adalah sikap yang terpuji. Semua orang hendaklah memiliki sikap tekun belajar. Khususnya kita yang masih belajar di sekolah. Kita sangat membutuhkan ketekunan. Dengan bersikap tekun belajar, kita akan memperoleh berbagai keuntungan, di antaranya sebagai berikut:
a. ilmu pengetahuan bertambah,
b. prestasi belajar meningkat,
c. dapat meraih cita-cita,
d. sabar dan tidak mudah mengeluh,
e. belajar jadi menyenangkan,
f. akan mendapat pertolongan dari Allah.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:
Wa lanajziyannal-lazina sabaru ajrahum biahsani ma kanu ya’maluna.
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada or-ang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl, 16: 96)
Kalau kita sabar atau tekun dalam mengerjakan apa saja, termasuk belajar, Allah Swt pasti akan memberi pahala yang lebih banyak daripada usaha kita. Pahala Allah Swt bisa berupa kecerdasan dan kepintaran yang kita miliki setelah kita belajar dengan tekun dan sabar.
3. Doa Sebelum dan Sesudah Belajar
Sebagai manusia, kita telah diberi kemampuan oleh Allah Swt untuk berusaha. Meskipun demikian, Allah Swt turut menentukan apakah usaha kita akan berhasil atau tidak. Karena kita tidak tahu pasti usaha kita berhasil atau tidak, maka kita disuruh Allah untuk berdoa:
‘Ud’uni astajib lakum.
Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, maka akan Kuperkenankan bagimu.” (Q.S. Al-Mu’min, 40: 60)
Kita mampu berusaha, tetapi tidak boleh berkata bahwa keberhasilan itu semata-mata karena usaha kita sendiri. Kita dapat berhasil karena tekun berusaha dan berdoa. Semua pekerjaan yang kita lakukan harus disertai doa. Doa itu sangat banyak. Kita dapat berdoa dengan membaca “Basmallah“ sebelum memulai bekerja dan membaca “Hamdallah”setelah selesai bekerja. Begitu juga bila kita akan belajar dan setelah belajar.
a. Doa Sebelum Belajar
Arinya: “Tuhan, tambahkan ilmuku dan permudahlah kepahamanku.”
b. Doa Sesudah Belajar
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa yang telah Kauajarkan kepadaku. Maka kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya. Dan janganlah Kaubuat aku lupa padanya, wahai Tuhan yang memelihara alam”.
Post A Comment:
0 comments: