BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejarah Korea Selatan secara resmi dimulai ketika pembentukan negara Korea Selatan pada 15 Agustus 1948. Korea Selatan dalam perkembangannya diwarnai oleh pemerintahan yang demokratis dan otokratis secara bergantian. Republik pertama yangawalnya diklaim sebagai pemerintahan yang demokratis lama kelamaan menjadi otokratishingga akhirnya jatuh pada tahun 1960. Republik kedua yang benar-benar demokratisharus dijatuhkan oleh rezim militer yang otokratis dalam waktu yang singkat. Republikkeenam merupakan pemerintahan yang stabil dan menganut asas demokrasi liberal.
Korea Selatan adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang yang sering disebut ‘Laut Timur’ oleh orang-orang Korea dan Selat Korea berada di bagian tenggara. Ibu Kota Korea Selatan adalah Seoul. Negara Korea ini dikenal dengan nama Hanguk oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn ‘Chosŏn Selatan’ di Korea Utara.
Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa Paleolitik Awal. Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun. Setelah unifikasi (penyempurnaan) Tiga Kerajaan Korea dibawah Sillapada 668 M, Korea menjadi satu dibawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena dianeksasi (direbut paksa) oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Perkembangan ekonomi Korea Selatan terlihat pesat sejak akhir 1980-an. Kala itu PDB Korsel berkembang dari rata - rata 8% per tahun (US$2,7 miliar) di tahun 1962, menjadi US$230 miliar di tahun 1989. Angka ini 20 kali lipat lebih besar dari Korea Utara, dan setara dengan ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Adapun kemajuan ekonomi Korea Selatan ini dikenal dengan istilah 'Keajaiban di Sungai Han'.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sejarah Republik Korea Selatan?
Apa sistem perekonomian Republik Korea Selatan?
Berapa pendapatan perkapita Negara Korea Selatan?
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Mendeskripsikan sejarah Republik Korea Selataan
Mendeskripsikan mengenai sistem perekonomian di Republik Korea Selatan
Mendeskripsikan pendapatan perkapita Negara Korea Selatan
MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terutama bagikalangan pelajar ataupun mahasiswa, dimana dengan membaca makalah ini akan timbulrasa nasionalisme ataupun bertambahnya pengetahuan dan wawasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sejarah Negara Korea Selatan
Sejarah korea dimulai sejak Dinasti Gojoseon ( Joseon Lama) pada tahun 2333 SM. Namun pada awal abad ke-3 SM, dinasti tersebut terpecah belah menjadi beberapa bagian. Kerajaan-kerajaan baru mulai didirikan dan berjalan hingga negara Korea berada di bawah penjajahan Jepang.
Negara Korea terlepas dari pendudukan Jepang dan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945. Saat itu, Jepang mengalami kekalahan dalam perang dan negara-negara di bawah pendudukannya satu persatu mulai melepaskan diri. Begitu pun dengan Negara Korea. Setelah merdeka, Korea membentuk pemerintahannya sendiri dengan presiden pertamanya, Lee Seung Man.
Tidak lama setelah pembentukan negara baru tersebut, tepatnya pada tahun 1950-1953, terjadi perang saudara antara wilayah Korea bagian utara dan korea bagian selatan. Pada akhirnya kedua wilayah tersebut sepakat membagi wilayah mereka dengan perbatasan Pan Mun Jom.
Republic of Korea, Daehanminguk ( Bahasa Korea ) terletak di Asia Timur, tepatnya di sisi selatan Semenanjung Korea. Dengan ibu kota terletak di Seoul, Korea Selatan mempunyai suatu bunga nasional yang selalu dibanggakan, yaitu Bunga Raya Sharoon ( Mu Gung Hwa). Iklim di Korea Selatan adalah subtropik dengan empat musim. Ae Gug Ga adalah lagu kebangsaan Korea Selatan dan taekwondo merupakan olahraga nasionalnya. Korea Selatan juga mempunyai pakaian adat yang sering digunakan dalam kegiatan adat, yaitu hanbok.
Korea Selatan adalah sebuah negara yang dengan cepat menjadi negara maju yang bertaraf hidup tinggi. Korea Selatan juga merupakan negara yang tingkat ekonominya tinggi, yaitu ke-4 di Asia dan ke-15 di dunia. Kemajuan ekonomi Korea Selatan didukung oleh perusahaan elektronik, kereta, kapal, minyak dan gas, serta robot.
Bendera Negara Korea Selatan disebut Taegeukgi dan terdiri dari tiga bagian; latar berwarna putih, taegeuk berwarna merah dan biru ditengah , serta empat trigram ( gwae ) di setiap sudut bendera.
Latar berwarna putih melambangkan cahaya, kesucian, dan cinta. Sedangkan taegeuk sendiri melambangkan kejujuran dan perpaduan antara surga dan manusia. Taegeuk disebut juga eum dan yang, keduanya tak terpisahkan dan membuat segala hal di dunia ini bersirkulasi, menghasilkan harmoni, dan menciptakan kreasi baru.
Keempat trigram melambangkan filosofi kedamaian yang direalisasikan lewat perputaran dan pekembangan taegeuk. Geon yang terletak di kiri atas pada sisi ‘yang’ yang kuat melambangkan keadilan Tuhan. Gon yang terletak di kanan bawah pada sisi ‘eum’ yang paling kuat melambangkan kelimpahan. Gam yang terletak di kanan atas melambangkan kebijaksanaan. I yang terletak di kiri bawah melambangkan cahaya.
Sistem perekonomian Korea Selatan
Berdasarkan PDB (Pendapatan Domestik Bruto), ekonomi Korea Selatan berada di peringkat ke 15. Dunia Adapun sistem ekonomi yang dianut Korea Selatan adalah sistem ekonomi pasar (liberal).
Berstatus sebagai 'Macan Asia', Korea Selatan sukses mencapai peringkat kedelapan dunia dalam hal ekspor. Sedangkan untuk nilai impor, Korea Selatan berada di peringkat 11 dunia.
Perkembangan ekonomi Korea Selatan terlihat pesat sejak akhir 1980-an. Kala itu PDB Korsel berkembang dari rata - rata 8% per tahun (US$2,7 miliar) di tahun 1962, menjadi US$230 miliar di tahun 1989. Angka ini 20 kali lipat lebih besar dari Korea Utara, dan setara dengan ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Adapun kemajuan ekonomi Korea Selatan ini dikenal dengan istilah 'Keajaiban di Sungai Han'.
Di kala krisis finansial Asia di tahun 1997, diketahui kelemahan dalam pengembangan ekonomi Korea Selatan, termasuk rasio utang yang besar, pinjaman luar negeri yang besar, dan sektor finansial yang tidak disiplin. Kala itu pertumbuhan ekonomi jatuh di angka 6,6% (1998), namun pulih dengan cepat ke angka 10,8% (1999), dan 9,2% (2000). Pertumbuhan ekonomi Korsel justru terpuruk ke angka 3,3% (2001), lantaran ekonomi global yang melambat, ekspor yang turun, dan anggapan bahwa pembaharuan finansial dan perusahaan yang dibutuhkan tidak bertumbuh.
Pada tahun 2002, ekonomi Korea Selatan kembali bangkit dengan pertumbuhan sebesar 5,8%. Kala itu Korsel mengandalkan sektor industri dan konstruksi guna menopang perekonomiannya.
Pada tahun 2003, jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemuskinan mencapai 15%. Indeks tersebut menunjukkan perbaikan, dari yang semula di angka 35.8 menjadi 31.3 pada tahun 2007. Nilai investasinya pun meningkat, yakni sebesar 29.3% dari PDB, dan menempati peringkat 21 dunia.
Di tahun 2005, Korea Selatan merupakan pemimpin dalam akses Internet kecepatan tinggi, produksi semikonduktor memori, produksi monitor layar-datar dan telepon genggam. Selain itu, Korsel juga memimpin dalam pembuatan kapal (peringkat 1), produksi ban (peringkat 3), produksi serat sintetis (peringkat 4), produksi otomotif (peringkat lima), dan baja (peringkat 6). Untuk angka pengangguran Korea Selatan berada di peringkat 36, untuk Indeks Kemudahan Berbisnis berada di peringkat 19, dan dalam Indeks Kebebasan Ekonomi (2010) berada di peringkat 31 dari 179 negara.
Melihat kemajuan ekonominya di atas, tampak jelas kalau Korea Selatan tergolong negara yang progresif. Mereka yang awalnya di dianggap tidak stabil (di era 1960-an), kini telah 'menjelma' menjadi negara industri utama dunia, dalam waktu kurang dari 40 tahun.
Adapun kemajuan perekonomian Korea Selatan tak lepas dari andil para konglomerat besar yang dikenal dengan sebutan chaebol. Adapun chaebol terbesar di Korea Selatan meliputi:
Samsung Electronics
POSCO
Hyundai Motor Company
KB Financial Group
Korea Electric Company
Samsung Life Insurance
Shinhan Financial Group
LG Electronics
Hyundai
10.LG Chem.
Agama Mayoritas Korea Selatan
Agama di Korea Selatan dikarakteristikan dengan kenyataan bahwa hampir setengah (46.5%) orang Korea Selatan tidak memiliki agama. Menurut sensus tahun 2005, 22.8% dari penduduknya mengidentifikasikan dirinya sebagai penganut Buddha, 18.3% sebagai penganut Protestan dan 10.9% sebagai penganut Katolik Roma, dengan total 29.2% penganut Kristen. Jadi agama mayoritas di Korea Selatan adalah Kristen.
Luas Wilayah Korea Selatan
Luas Korea Selatan adalah 99.274 km2, lebih kecil dibanding Keadaan topografinya sebagian besar berbukit dan tidak rata. Pegunungan di wilayah timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar, seperti Sementara wilayah barat merupakan bagian rendah yang terdiri dari daratan pantai yang berlumpur. Di wilayah barat dan selatan yang terdapat banyak teluk terdapat banyak pelabuhan yang baik seperti
Korea Selatan memiliki sekitar 3.000 pulau, sebagian besar adalah pulau kecil dan tidak berpenghuni. Pulau - pulau ini tersebar dari barat hingga selatan Korea Selatan. Pulau Jeju yang terletak sekitar 100 kilometer di bagian selatan Korea Selatan adalah pulau terbesar dengan luas area 1.845 km2. Gunung Halla adalah gunung berapi tertinggi sekaligus sebagai titik tertinggi di Korea Selatan yang terletak di Pulau yang terletak di wilayah paling timur Korea Selatan adalah Batu Socotra merupakan pulau yang berada paling selatan di wilayah Korea Selatan.
Iklim Korea selatan dipengaruhi oleh iklim dari daratan Asia dan memiliki 4 musim. Musim panas di Korea selatan yang dimulai bulan Juni bisa mencapai temperatur 40 derajat celcius (di kota yang ditandai dengan datangnya musim hujan yang jatuh pada akhir bulan Juli sampai Agustus di seluruh bagian semenanjung. Sementara temperatur musim dinginnya rata-rata dapat jatuh pada suhu sejauh minus 10 derajat celcius di beberapa provinsi. Korea Selatan juga rentan akan serangan angin taifun yang menerjang selama bulan musim panas dan musim gugur. Beberapa tahun belakangan ini Korea selatan juga sering dilanda badai pasir kuning yang dibawa dari
Jumlah Penduduk Korea Selatan
Jumlah penduduk Korea Selatan melebihi 50 juta orang untuk pertama kali, dan rumah tangga berpenghuni satu orang muncul sebagai gaya rumah tangga yang mewakili Korea Selatan.
Badan Statistik Korea Selatan mengumumkan hasil survei penduduk dan rumah tangga Korea Selatan tahun 2015 pada hari Rabu (7/9/2016). Survei itu dilaksanakan sekali 5 tahun untuk mengetahui jumlah penduduk, rumah, dan ciri khas mendasar di Korea Selatan.
Jumlah penduduk Korea Selatan mencapai 51.070.000 orang, naik 2,7% dibandingkan dengan tahun 2010, dan kepadatan penduduk berada di urutan ke-3 diantara negara yang jumlah penduduknya lebih 10 juta orang, yaitu mencapai 509 orang untuk tiap satu kilometer persegi.
Jumlah penduduk di kotamadya Seoul mencapai 25.270.000 orang atau 49,5%. Kecepatan penuaan usia penduduk berlangsung cepat, sehingga jumlah penduduk yang berusia lebih 65 tahun mencapai 6.570.000 orang atau 13,2%. Jumlah warga asing di Korea Selatan meningkat 41,6% menjadi 1.360.000 orang, dibandingkan dengan tahun 2010, dan warga Cina merupakan yang paling banyak.
Sementara itu, rumah tangga berpenghuni 1 orang mencapai 5,200.000 unit atau 27.2%. Angka itu lebih banyak daripada rumah tangga berpenghuni 2 atau 3 orang. Jumlah anggota rumah tangga rata-rata mencapai 2,53 orang, atau berkurang 0,15 orang pada tahun 2010 lalu.
Komoditas Utama Negara Korea Selatan
Komoditas Ekspor-Impor Indonesia – Republik Korea Selatan Tahun 2010 Menggunakan HS 2 & 4 Digit, yaitu:
5 Komoditas Impor Utama Indonesia-Republik Korea Selatan Tahun 2010 Menggunakan HS Digit 2
Perkembangan import bilateral Indonesia dengan Republik Korea Selatan pada tahun 2010 dengan menggunakan HS 2 digit diketahui bahwa sektor terbesar penyumbang proporsi impor Indonesia adalah pada sektor manufaktur, ekstraksi mineral dan impor bahan bakar mineral. Hal ini terjadi karena kita selalu mengalami defisit bahan bakar, dari kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak Indonesia sekitar 1,5 juta barel perhari, Indonesia hanya mampu berproduksi pada kisaran 800.000 – 930.000 barel perhari. Itu berarti bahwa setiap hari Indonesia harus mengimpor kekurangan produksi bahan bakar tersebut, makanya tidak heran jika pada sektor ini menjadi penyumbang nilai import terbesar bagi Indonesia dengan Korea. Sektor selanjutnya adalah sektor manufaktur, perusahaan – perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia yang bergerak pada pengolahan ekstraksi mineral bumi seperti besi, baja dan plastik masih sangat terbatas sekali produksinya. Apalagi dengan teknologi yang masih tertinggal jauh dari negara korea, Indonesia masih mengimpor sekitar 40% dari total perdagangan bilateralnya adalah bahan setengah jadi dari Korea untuk kembali diolah di Indonesia, karena Indonesia belum memiliki teknologi pengolahan yang komplit.
Komoditas Ekspor Utama Indonesia-Republik Korea Selatan Tahun 2010 Menggunakan HS Digit 2
Pada sisi ekspor Indonesia dengan Korea Selatan pada tahun 2010, sektor ekspor terbesar Indonesia juga berasal dari bahan bakar mineral dan barang – barang tambang, namun perbedaannya adalah yang di ekspor Indonesia merupakan bahan – bahan mineral mentah (bahan bakar) dan berupa bijih besi (belum di ekstraksi). Hal ini terjadi karena pada tahun 2010 Indonesia belum mengeluarkan UU minerba yang salah satunya adalah larangan ekspor barang mineral mentah, Sehingga ekspor Indonesia pada sektor “unrenewable resources” sangat besar. Kenapa Indonesia harus mengekspor bahan mineral mentah sedangkan kebutuhan akan barang jadi dari bahan tersebut juga sangat besar di Indonesia..?, jawabanya adalah karena Indonesia belum memiliki teknologi dan industri pengolahannya, sehingga kita ekspor barang setengah jadi yang murah dan kita mengimpor barang jadi dengan harga yang sangat mahal dari Korea.
Komoditas Impor Utama Indonesia – Republik Korea Selatan Tahun 2010 Menggunakan HS 4 Digit
Impor Indonesia dengan Korea Selatan pada tahun 2010 menggunakan HS 4 di dominasi dengan mengimport produk – produk suku cadang (sparepart/bahan setengah jadi) elektronik yang kemudian digunakan untuk proses assembling di Indonesia dan juga alat –alat mesin produksi. Indonesia mengimpor barang – barang tersebut karena Indonesia tidak mempunyai teknologi dan industri pembuatan mesin dan alat – alat pelengkap produksi lainnya, sehingga kita mengimpor barang – barang tersebut untuk kemudian di rakit di Indonesia.
Komoditas Ekspor Utama Indonesia – Repbulik Korea Selatan Tahun 2010 Menggunakan HS 4 Digit
Komoditas ekspor terbesar Indonesia ke korea tahun 2010 ( HS 4 digit ) yang terbesar adalah pada komoditas barang furniture dan kelengkapan peralatan rumah lain sebesar 27% dari total perdagangan kedua negara, kemudian yang terbesar lain adalaah hasil laut seperti kerang, ikan dan hewan – hewan laut lainnya. Selain itu, Indonesia juga mengekspor hasil perkebunan ke Korea yaitu kopi yang memiliki proporsi sebesar 10,32% dan lainnya yang menyumbang ekspor adalah pada alat – alat musik baik yang akustik ( manual ) maupun elektrik.
Ekspor dan Impor Negara Korea Selatan
Ekspor
Di sektor ekspor, Korea Selatan mengandalkan bidang semi konduktor, peralatan telekomunikasi nirkabel, kendaraan bermotor, komputer, baja, kapal dan petrokimia. Mitra ekspor utama mereka meliputi:
China / Tiongkok (21.5%)
Amerika Serikat (10.9%)
Jepang (6.6%)
Hong Kong (4.6%).
Impor
Untuk sektor impor, Korea Selatan mengimpor plastik, elektronik dan peralatannya, minyak, baja dan bahan kimia organik. Adapun mitra impor utama Korea Selatan meliputi:
China / Tiongkok (17.7%)
Jepang (14%)
Amerika Serikat (8,9%)
Arab Saudi (7.8%)
Uni Emirat Arab (4.4%)
Australia (4.1%).
Pendapatan Per-Kapita Negara Korea Selatan
Pendapatan Per Kapita Korea Selatan diperkirakan akan mencapai 30 ribu dolar Amerika, yang menjadi simbol bagi negara maju, pada tahun 2018. Menurut prediksi ekonomi jangka menengah dari parlemen pada hari Selasa (20/9/2016), pendapatan per kapita Korea Selatan diperkirakan dapat mencapai 31.744 dolar Amerika pada tahun 2018. Perkiraan itu lebih cepat 2 tahun daripada perkiraan Dana Moneter Internasional-IMF tentang Pendapatan Per Kapita Korea Selatan memasuki 30.317 dolar Amerika menjelang tahun 2020.
Jika Korea Selatan dapat mencapai kisaran 30 ribu dolar Amerika pada tahun 2018, maka hal itu dapat diraih dalam waktu 12 tahun setelah pendapatan per kapita Korea Selatan berhasil memasuki 20 ribu dolar Amerika pada tahun 2006. Sementara itu, diantara 190 negara, jumlah negara yang memiliki pendapatan per kapita lebih 30 ribu dolar Amerika pada tahun 2015 tercatat sebanyak 25 negara.
Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan
Perekonomian Korea Selatan tumbuh pada kecepatan yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama dari tiga bulan sebelumnya pada peningkatan investasi ekspor, konstruksi dan fasilitas, data bank sentral Kores menunjukkan hari Jumat (02/06).
Produk domestik bruto (PDB) negara itu melonjak 1,1 persen pada periode Januari-Maret dari kuartal sebelumnya, meningkat dari ekspansi 0,5 persen di kuartal tiga bulan sebelumnya, menurut data awal dari Bank of Korea (BOK).
Inflasi dan Deflasi Negara Korea Selatan
Inflasi
Inflasi Korea Selatan (Korsel) di bawah tekanan karena faktor temporer dan struktural. Bank of Korea (BOK) mengatakan, inflasi rendah ini disebabkan oleh faktor-faktor struktural, termasuk penuaan populasi, tingkat kelahiran rendah dan globalisasi, serta terkait dengan pasokan minyak. Menurut perkiraan BOK seperti dilansir dari Xinhua, Kamis (30/7/2015), inflasi di negara itu sekitar 3% di tahun 2000-an, tetapi mulai menurun menjadi sekitar 2% pada 2011-2012. Harga konsumen naik 0,5% pada semester pertama tahun ini secara tahunan, setelah pada semester dua tahun lalu sebesar 1,2%. Inflasi harga konsumen tinggal di bawah target 2,5% untuk 32 bulan secara berturut-turut. Selain harga komoditas yang rendah, tarif yang lebih rendah untuk listrik, air keran dan gas alam juga menyeret inflasi pada semester pertama. BOK berharap inflasi meningkat menjadi 1,2% pada semester dua tahun ini.
Deflasi
Menurut evaluasi IMF, indeks kemungkinan deflasi Korea Selatan pada triwulan ke-4 tahun 2009, akan tercatat 0,14, menduduki urutan ke-30 di antara 36 negara ekonomi maju. Angka ini menunjukkan bahwa Korea Selatan adalah negara aman yang ke-6, dari ancaman deflasi. Pada triwulan ke-4 tahun 2008, Korea Selatan pernah mencatat indeks tersebut, sampai 0,29 menduduki urutan ke-17 di antara 36 negara. Perubahan angka itu berarti bahwa perekonomian Korea Selatan semakin stabil. Pada triwulan ke-4 tahun 1998, saat krisis moneter melanda Korea Selatan, indeks kemungkinan akan terjadinya deflasi, tercatat 0,36, menduduki urutan ke-8 di antara 36 negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan kondisi ekonomi Korea Selatan sekarang, sulit diramalkan akan terjadi deflasi. Jika dilihat dari 36 negara besar di dunia pada triwulan ke-4 tahun 2009, diduga akan tercatat rata-rata 0,34. Jepang akan mencatat 0,71, sebagai negara pertama yang akan mengalami deflasi, menyusul Amerika Serikat 0,53, Taiwan 0,47, Norwegia 0,46, Swedia 0,46 dan Filandia 0,43. Sementara itu, India, Chili dan Brazil tercatat angka 0, menyusul Polandia 0,08, Inggris 0,13 dan Korea Selatan serta Spanyol tercatat angka yang sama, 0,14, sebagai negara bebas deflasi.
Tingkat Pengangguran Negara Korea Selatan
Tingkat pengangguran musiman Korea Selatan melesat ke level tertinggi pada Februari 2014 seiring dengan meningkatnya angka pencari kerja sehingga membanjiri pasar tenaga kerja. Tidak hanya itu, jumlah masyarakat Korea Selatan yang bekerja juga menembus rekor tertinggi selama 15 tahun belakangan. Hal tersebut mengindikasikan sinyal positif terhadap perekonomian negara Ginseng itu. Badan Pusat Statistik Korea Selatan menunjukkan angka pengangguran bulan lalu tumbuh menjadi 3,9% dari 3,2% pada Januari 2014. Pada kesempatan yang sama, angka bekerja pada Februari meraih rekor tertinggi yaitu bertambah 308.000 orang. Cukup kontras jika dibandingkan pada periode terendah yaitu Juni 1999 yang hanya menghasilkan 112.800 pekerjaan baru.
Data pemerintah juga mencatat angkatan bekerja dari total populasi yang berusia 15 atau lebih tua meningkat menjadi 60,6% pada Februari tahun ini dari 60,4% pada bulan sebelumnya. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juni 1999.
Selain tingkat pengangguran pada Februari tahun ini, periode Maret 2011 juga memperlihatkan jumlah yang sama yaitu 3,9%. Kedua perode itu mencetak angka pengangguran tertinggi. ”Data ekonomi itu memperlihatkan pasar tenaga kerja Korea Selatan mulai pulih sehingga berpotensi menggenjot perekonomian,”kata Park Sang-hyun, ekonom HI Investment di Seoul, Rabu (12/3). Data ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik itu sejalan dengan komitmen Presiden Korea Selatan Park Geun Hye yang berusaha meningkatkan angka bekerja, terutama bagi perempuan dan anak muda. Komitmen itu merupakan bagian dari kebijakan pemerintah Korea Selatan untuk memacu konsumsi domestik. Bank sentral Korea Selatan optimistis ekonomi akan terakselerasi menjadi 3,8% tahun ini dari estimasi sebelumnya yaitu 2,8%. Penguatan ekonomi Korea Selatan disebut-sebut mampu terdongkrak akibat pemulihan ekonomi dunia akibat ketergantungan negara itu dengan ekspor. (Reuters/Amanda K. Wardhani)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Korea Selatan adalah sebuah negara yang dengan cepat menjadi negara maju yang bertaraf hidup tinggi. Korea Selatan juga merupakan negara yang tingkat ekonominya tinggi, yaitu ke-4 di Asia dan ke-15 di dunia. Kemajuan ekonomi Korea Selatan didukung oleh perusahaan elektronik, kereta, kapal, minyak dan gas, serta robot.
Ekonomi Korea Selatan mengalami kenaikan pada tahun 1980-an yang sering disebut dengan istilah ‘Keajaiban di Sungai Han’. Korea Selatan merupakan salah satu negara Asia Timur, yang terbagi atas 1 Kota Khusus, 6 Kota Metropolitan dan 9 Provinsi. Topografi Korea Selatan sebagian besar berbukit dan tidak rata. Memiliki banyak pegunungan, dataran tinggi dan pulau-pulau yang berteluk. Memiliki 4 musim (Musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim gugur) Beriklim sedang karena mengikuti iklim Asia Timur. Salah satu hubungan Indonesia dengan Korea Selatan adalah, Indonesia memiliki kedutaan besar Korea di Jakarta. Dan Korea Selatan juga memiliki kedutaan besar Indonesia di Seoul.
Luas Korea Selatan adalah 99.274 km2, lebih kecil dibanding "https://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Utara" \o "Korea Utara" Korea Utara. Keadaan topografinya sebagian besar berbukit dan tidak rata. Pegunungan di wilayah timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar
Saran
Luas Korea Selatan adalah 99.274 km2, lebih kecil dibanding "https://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Utara" \o "Korea Utara" Korea Utara. Keadaan topografinya sebagian besar berbukit dan tidak rata. Pegunungan di wilayah timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar
DAFTAR PUSTAKA
Corneliav. (2014). [online]. Sistem pemerintahan korea selatan. Tersedia dalam: HYPERLINK "http://corneliav.blogspot.co.id/2014/05/sistem-pemerintahan-korea-selatan.html?m=1" http://corneliav.blogspot.co.id/2014/05/sistem-pemerintahan-korea-selatan.html?m=1 [diakses 18 Desember 2017]
HYPERLINK "http://tugassekolah7pl.blogspot.co.id/2014/08/geografi.html" http://tugassekolah7pl.blogspot.co.id/2014/08/geografi.html
Sungsooin. (2012). [online]. Sejarah negara korea selatan. Tersedia dalam: HYPERLINK "https://sungsooin.wordpress.com/2012/12/22/sejarah-negara-korea-selatan/" https://sungsooin.wordpress.com/2012/12/22/sejarah-negara-korea-selatan/ [diakses 18 Desember 2017]
Wikipedia. (2012). [online] Agama di korea selatan. Tersedia dalam: HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Korea_Selatan" https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Korea_Selatan [diakses 18 Desember 2017]
Onlenpedia. (2017). [online]. Sistem ekonomi kore selatan. Tersedia dalam: HYPERLINK "http://www.onlenpedia.com/2017/02/tentang-sistem-ekonomi-korea-selatan.html" http://www.onlenpedia.com/2017/02/tentang-sistem-ekonomi-korea-selatan.html [diakses 18 Desember 2017]
Vibizmedia. (2017). [online]. Pertumbuhan ekonomi korea selatan. Tersedia dalam: HYPERLINK "http://vibizmedia.com/2017/06/02/pertumbuhan-ekonomi-korea-selatan-q1-2017-meningkat/" http://vibizmedia.com/2017/06/02/pertumbuhan-ekonomi-korea-selatan-q1-2017-meningkat/ [diakses 18 Desember 2017]
Ekbis, sindonews. (2017). [online]. Inflasi korsel mulai alami penurunan. Tersedia: HYPERLINK "https://ekbis.sindonews.com/read/1027640/35/inflasi-korsel-mulai-alami-penurunan-1438238081" https://ekbis.sindonews.com/read/1027640/35/inflasi-korsel-mulai-alami-penurunan-1438238081 [diakses 18 Desember 2017]
Post A Comment:
0 comments: