title

About

About

slider

Recent

Powered by Blogger.

Total Pageviews

About us

Followers

Navigation

EKOSISTEM LAUT


Ekosistem laut 


Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman.

Ekosistem laut juga berperan penting bagi lingkungan di daratan. 50% oksigen yang dihisap organisme di daratan berasal dari fitoplankton di lautan. Habitat pantai (estuari, hutan bakau, dan sebagainya) merupakan kawasan paling produktif di bumi. Ekosistem terumbu karang menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis organisme dengan keanekaragaman hayati tingkat tinggi di lautan.

Ekosistem lautan pada umumnya memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga diperkirakan memiliki ketahanan yang baik terhadap spesies invasif. Namun beberapa kasus yang melibatkan spesies invasif telah ditemukan dan mekanisme yang menentukan kesuksesan spesies invasif ini belum dipahami secara pasti.
Zonasi

Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remangremang cahaya yang disebut daerah disfotik.

Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik,dan hadal pelagik.
Zona litoral/ekosistem perairan dalam

Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap dan vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-hewan yang hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang indah yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan air dalam pantai ke tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke atas.
Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal

Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau rerumputan.
Jenis ekosistem pantai pasirdangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut
Ekosistem terumbu kara
Ekosistem pantai batu
Ekosistem pantai lumpur
Zona oseanik

Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: